MENU

8/13/11

KESALAHAN SHALAT TARAWEH

Qiyamul Lail di bulan Ramadhan adalah sebuah amalan yang besar. Di bulan Ramadhan ini perkara yang sunnah diberi ganjaran seperti perkara wajib dan yang wajib akan dilipat gandakan. Jadi jangan remehkan amalan sekecil apapun,sebab amalan itu akan sangat-sangat besar di bulan Ramadhan karena Allah akan melipat gandakan amalan ini. Dan di bulan Ramadhan ada yang namanya shalat Tarawih. Seperti yang dijelaskan di www.muslim.or.id bahwa “Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah. Secara bahasa berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadhan setelah selesai shalat malam 4 rakaat disebut tarwihah;karena dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan qiyam Ramadhan.”

Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi pada shalat tarawih adalah sebagai berikut:

1. Adanya Bilal. Bilal ini adalah seseorang yang berseru seperti,“Sholu sunnatat tarowihi jami’a rahimahumullah,ash sholaatu illaaha illallaah,Allahumma sholi ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ‘alii Muhammad”. Kurang lebih seperti itu. Dan di tiap-tiap 2 raka’at selalu diulang seperti ini,demikian juga witir. Ini adalah sebuah kekeliruan,sebab rasululloh shallallahu’alaihi wa salam tidak pernah mengajarkan hal ini. Bahkan rasululloh shallallahu’alaihi wa salam sendiri mengerjakan shalat tarawih sendiri dengan istirahat. Berbeda dengan yang dilakukan oleh orang-orang sekarang ini,tidak ada istirahat di tiap 4 raka’atnya. Yang afdhol dan sesuai sunnah adalah dengan istirahat. Seperti yang dilakukan masjid di kampung saya,malah ada yang sholatnya kilat. Hukum sholat kilat sudah kita ketahui bahwa sholatnya tidak sah dan harus mengulang. Karena tuma’ninahnya ndak ada.

2. Shalat tidak dilakukan dengan tuma’ninah. Di beberapa masjid kita bisa menjumpai shalat tarawih berjama’ahnya sangat cepat,bahkan saya sendiri sampai tidak bisa mengimbangi karena saking cepatnya. Tuma’ninah sebagaimana yang rasululloh shallallahu’alaihi wa salam contohkan adalah setiap bagian sholat mendapatkan nilainya. Ketika ruku’maka benar-benar punggung harus lurus dan bacaannya juga benar,tidak tergesa-gesa. Kemudian ketika i’tidal juga tulang-tulang itu kembali lurus,ketika sujud benar-benar sujud. Bahkan kalau tiap bagian shalat itu tidak mendapatkan hak-nya maka rasululloh shallallahu’alaihi wa salam menyuruh untuk diulang.

3. Mewajibkan adanya kultum di shalat tarawih. Ini juga kesalahan sebab kultum itu bukan wajib,tapi hanya sebagai pengisi saja karena kemungkinan saat itu banyak jama’ahnya sehingga sangat percuma sekali kalau tidak diisi tausiyah,karena ini juga bulan Ramadhan. Ini tidak mengapa,asalkan tidak mewajibkan.

4. Berdzikir setelah shalat witir dengan bacaan,“Subhanallahil Malikil Qudus,Subhanallahil Malikil Qudus,Subhanallahil Malikil Qudus,Subuhun Qudusun,Rabbul Malaaikati warruuh,Subuhun Qudusun,Rabbul Malaaikati warruuh,Subuhun Qudusun,Rabbul Malaaikati warruuh”. Ini tidak ada dasarnya,sebab rasululloh shallallahu’alaihi wa salam hanya mengajarkan:“Subhanallahil Malikil Qudus,Subhanallahil Malikil Qudus,Subhanallahil Malikil Qudus”kemudian pada yang ketiga beliau membaca suaranya dengan suara keras,disambung dengan “Rabbul Malaaikati Warruuh”. Yang ini haditsnya shahih dari Imam Nasa’i dan Imam Daraquthni. Sedangkan yang dibaca orang-orang tadi tidak ada dasarnya.

5. Menjelang 1 Syawwal masjid-masjid malah sepi,bahkan yang awalnya penuh shafnya sampai ke belakang malah semakin ke depan. Padahal 10 hari terakhir adalah hari-hari yang paling baik di bulan Ramadhan,karena pada sepuluh hari terakhir ada Lailatul Qadar yang nilai 1 malam adalah sama dengan 1.000 bulan.

6. Setelah sholat witir dan dzikir ramai-ramai mengucapkan Nawaitu Shoumaghadin dst. Ini merupakan hal yang tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh shallallahu’alaihi wa salam. Sebab niat itu ada di dalam hati bukan dilafazhkan. Dan jumhur ulama berkata demikian. Kalaupun memang niat itu dilafazhkan seharusnya setiap orang itu melafazhkan niat mereka ketika makan,tidur,mandi dan sebagainya. Nyatanya rasululloh shallallahu’alaihi wa salam tak pernah melafazhkan niat satupun,entah itu niat shalat,puasa dan sebagainya.

7. Bubar sebelum shalat selesai. Hal ini sering terjadi ketika kita melihat banyak jama’ah yang bubar ketika shalat witir mau dimulai,padahal yang benar adalah mengikuti shalat dengan imam sampai selesai agar mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. Sekalipun alasannya adalah “witir di rumah”,tetap yang paling utama dan afdhal adalah shalat bersama imam sampai selesai.

Demikian kesalahan-kesalahan yang biasanya saya temukan,semoga kesalahan-kesalahan ini bisa diperbaiki dan tidak diulang lagi oleh kita semua. Sebab Setiap amalan yang tidak bersumber dari Allah dan Rasul-Nya,maka amalan tersebut tertolak. Wallahua’lam bishawab.

No comments:

Post a Comment